Diskusi Cooking Initiation
Sekarang mulai banyak
movement yang merayakan sekaligus berusaha memajukan kuliner dan gastronomi Indonesia. Tidak hanya menularkan gerakan untuk memasak dari meja dapur, namun mengawinkannya dengan petualangan menjelajah hingga pelosok Nusantara, demi mengenal dan merasakan sendiri aneka rasa yang lahir dari kultur setempat.
Platform bagi para pelaku gerakan tersebut di antaranya Parti Gastronomi dan Third World Culinary Company, yang mengirim perwakilannya dalam
talk show Cooking Initiation pada hari kedua JEF, Jumat (30/08/19), bersama moderator
Lidia Tanod dari komunitas Jalansutra.
Secara sederhana,
Jodie Adrianto dari Third World Culinary Co mengatakan bahwa dirinya bersama rekan-rekannya ingin, “Memperkenalkan berbagai makanan Indonesia. Bukan Cuma gado-gado, misalnya.” Ia pun mengajak siapa saja, tidak hanya sesama pelaku industri kuliner, karena gerakannya didasari oleh kecintaan akan makanan Indoensia, beserta kultur masyarakatnya.
Mengenai kultur, bagi
Reyza Ramadhan dari Parti Gastronomi, hal tersebut merupakan bagian dari gastronomi. “Apa,
sih, gastronomi itu? Bukan hanya makanannya, tapi keseluruhan perjalanan makanan dari bahannya dihasilkan, dipasarkan, dimasak, sampai disajikan di meja makan,” ia menjelaskan.
Karena itu, Reyza dkk kerap berkeliling Indonesia menelusuri kuliner lokal sekaligus masyarakatnya, terutama di pasar-pasar setempat. “Cara paling mudah untuk mengenal masyarakat lokal daerah-daerah di Indonesia adalah dari pasar,” sambungnya, “dengan
ketemu orang-orang di pasarnya.” Dengan begini, dirinya memperoleh banyak cerita di balik sebuah hidangan.
Sebut saja pedasnya Bakasang, sambal dari Manado. Menurut sejarah, masyarakat Manado yang merupakan keturunan suku Minahasa punya filosofi hidup cukup unik. Rasa ‘sakit’ yang terasa di lidah ketika mencecap makanan pedas, mengajarkan mereka tentang hidup bertoleransi terutama pada hal-hal yang menyakitkan.
“Jadi, makanan bukan cuma soal enak atau
nggak enak,” ujarnya, “tapi banyak yang bisa diobrolin dari makanan.” Diakui Reyza, ini menjadi salah satu misi Parti Gastronomi. “Supaya masyarakat bisa saling
ngobrol soal kuliner dengan sangat kasual, bukan cuma antara sesama yang
passion-nya di kuliner saja.”
Dengan ragam cerita di balik menu makanan Nusantara, keduanya berharap makin banyak masyarakat Indonesia yang tergerak untuk menggali khasanah kuliner dan gastronomi lokal. Dan, tentu saja memasaknya.