Foto: Rawpixels on Unsplash
Menentukan harga jual suatu produk harus mempertimbangkan beberapa faktor, seperti biaya produksi, persaingan, permintaan dan keuntungan yang diharapkan. Berikut lima cara menentukan harga jual produk untuk
bisnis kuliner Anda:
1.
Cara menentukan harga jual produk secara garis besar:
• Internal
artinya harga jual barang adalah ongkos produksi per barang + ongkos lain (transportasi+bahan bakar+kemasan+upah buruh)+ nilai keuntungan yang diharapkan per barang.
• Eksternal
berarti harga jual berdasarkan pantauan harga pasar, sehingga produk jual menjadi kompetitif. Namun dengan penetapan harga seperti ini, berarti harus memaksimalkan efisiensi semua pengeluaran selama proses produksi dan proses lanjutannya.
2. Faktor tambahan yang masuk dalam elemen biaya produksi:
-Kebanyakan pemilik tidak memperhitungkan tenaga yang telah dikeluarkan, apalagi bila dikerjakan sendiri. Padahal tenaga sendiri bisa diperhitungkan sama dengan tenaga buruh, dan masuk dalam biaya produksi. Jika tenaga kerja yang dipakai 1 orang ditambah pemilik yang sama-sama bekerja, jadi upah buruh dikalikan dua. Jika upah buruh Rp 20.000,-/hari, maka upah untuk dua orang Rp 40.000,-/hari.
-Jika menjual produk dengan cara menitip di warung atau rumah makan, tentunya ada perhitungan margin untuk pemilik warung atau rumah makan atau memberi komisi per item penjualan. Hitung-hitung sebagai biaya sewa tempat. Dengan begitu harga jual produknya bisa sama, baik membeli langsung ke pemilik maupun membeli di warung.
-Listrik, gas/minyak tanah (bisa dihitung perbulan dibagi dengan waktu untuk menghabiskan), misal dengan harga gas Rp 80.000,- per tabung, yang habis dalam waktu 10 hari, maka biaya gas per hari adalah Rp 8.000,-
Baca juga: 5 Tips Berbisnis Jajanan Kuliner
3. Setelah mendapatkan total biaya produksi, lalu tetapkan profit/keuntungan yang diinginkan, misalnya 50%. Sebaiknya tetap melihat patokan harga pesaing, karena produk makanan mudah ditiru. Terlalu rendah menetapkan harga jual sangat mengandung risiko, karena fluktuasi harga bahan sulit diramal. Konsumen sangat sensitif terhadap kenaikan harga. Beda tipis saja dengan pesaing, mereka dapat berpindah pilihan, kecuali produk yang dihasilkan benar-benar unik dan sulit ditiru.
4. Kelebihan dari
bisnis makanan adalah keuntungan yang diperoleh bisa sangat tinggi. Konsumen yang sudah fanatik dengan makanan tertentu, biasanya tidak terlalu mempertimbangkan harga.
5. Makanan industri rumah tangga biasanya memiliki kelemahan dalam perhitungan biaya bahan. Karena membeli bahan tidak dalam jumlah besar maka harga per satuan bahan menjadi lebih mahal. Secara alami, itulah yang terjadi. Namun ada juga nilai tambahnya (value-added), misalnya: produk yang dibuat dijamin bebas pengawet dan tidak menggunakan bahan-bahan yang membahayakan kesehatan.
Selamat merintis bisnis kuliner pribadi!
(P)