Sepintas kedua bahan ini bentuknya mirip. Tak heran bila masih banyak orang awam yang menganggapnya sama. Margarin ya mentega, mentega ya margarin. Anda pasti kenal masakan Ayam Goreng Mentega, kan? Meski namanya pakai ‘mentega’ tapi tak sedikit pun ada mentega di dalamnya. Yang ada, margarin dicampur minyak untuk menumis bumbunya. Nah, agar tak salah lagi, mari kenali perbedaan mentega dan margarin!
Mentega (Butter)
Dibuat dari lemak susu hewan yang diproses dengan bahan tambahan, antara lain air dan garam sehingga terpisah zat cair dan zat padatnya. Warna mentega kuning pucat, teksturnya lembut, dan mudah meleleh di suhu ruang. Karena terbuat dari lemak susu, aroma mentega sangat kuat dan menggiurkan. Dijual dalam kemasan aluminium foil atau kaleng, dan ditempatkan dalam rak pendingin. Cara menyimpannya pun harus dimasukkan ke dalam lemari es agar tidak meleleh dan tidak lekas tengik. Di pasar, tersedia mentega dengan berbagai merk seperti Wysman, Orchid, Golden Fern, Anchor, Golden Churn, Blue Triangle, dan sebagainya.
Margarin (Margarine)
Dibuat dari lemak nabati, biasanya dari minyak kelapa sawit yang diproses dengan beberapa bahan tambahan. Warna margarin lebih kuning dibandingkan mentega, teksturnya lebih padat, dan tidak mudah meleleh. Bisa disimpan pada suhu ruang, tidak perlu dimasukkan ke dalam lemari es. Di pasar, tersedia margarin dengan beberapa merk seperti Blue Band, Simas, Palmia, Palmboom, dan sebagainya.
Bisakah Saling Menggantikan?
Sebenarnya fungsi keduanya sebagai lemak dalam adonan atau masakan hampir sama. Jika Anda menumis menggunakan mentega atau margarin, hasilnya akan sama saja, kecuali aroma yang dihasilkan sangat berbeda. Menumis dengan mentega membuat masakan lebih harum dan lezat.
Tetapi, bila digunakan dalam adonan cake atau roti, mentega dan margarin mempunyai perbedaan yang cukup signifikan. Cake yang menggunakan mentega teksturnya lembut dan moist. Aromanya pun sangat menggoda. Sayangnya, bila menggunakan 100% mentega sebagai lemak adonan, tekstur atau kerangka kue menjadi kurang kokoh dan banyak remah-remahan (tidak rapi) saat dipotong. Sebaliknya, jika adonan hanya menggunakan margarin, kerangka kue sangat kokoh tetapi tekstrurnya kurang lembut dan aromanya kurang harum. Karena itu, untuk mendapatkan kue yang bertekstur kokoh tetapi tetap lembut dan moist, kadang orang mencampur mentega dan margarin dengan prosentase tertentu.
Demikian juga pada kue kering. Adonan yang hanya menggunakan mentega, hasil kuenya akan terlalu rapuh, tetapi beraroma sangat harum. Sedangkan kue kering yang menggunakan margarin, teksturnya kencang tetapi aromanya kurang ‘nendang’ dan rasanya kurang gurih.
Jadi, soal margarin dan mentega bisa saling menggantikan atau tidak, sangat tergantung pada hasil akhir kue atau masakan yang diinginkan. Yang penting Anda bisa mengenali aroma masing-masing bahan, karena ada mentega merk tertentu yang beraoma ‘kue’ sehingga tidak cocok saat digunakan untuk menumis sayuran atau menggoreng steak. Yang paling aman, pilih mentega tanpa aroma tambahan, sehingga bisa saling menggantikan dengan margarin.
Bagaimana, Anda sudah tidak bingung lagi, kan? Jangan terbalik dalam memakai mentega dan margarin, ya! (P)