Foto: Dok. Primarasa
Membayangkan sepiring nasi hangat dengan lauk sepotong ikan pindang goreng plus sambal yang pedas beraroma, atau oseng jambal cabai hijau, hmm... tak tertahankan! Cita rasanya yang khas sungguh menggugah selera, hingga tak jarang dengan lauk sedikit saja sudah cukup menghabiskan sepiring nasi. Tak heran bila kadang lauk dari
ikan awetan ini bisa jadi alternatif hidangan yang lain dari biasa dan bahkan di saat-saat tertentu bisa sangat dirindu.
Nusantara sebagai negara maritim kaya akan aneka jenis ikan dan seafood yang menghasilkan aneka hidangan lezat, baik dari ikan yang diolah dalam keadaan segar mau pun yang telah diawetkan. Ikan diawetkan agar lebih tahan lama (awet) dan cita rasanya lebih sedap. Selain dengan cara diasinkan (digarami), pengawetan dilakukan juga dengan cara dipindang atau diasap. Aneka ikan laut, seafood dan ikan air tawar bisa diawetkan dan setelah diolah ternyata menghasilkan hidangan yang lezat seperti mangut ikan pe, bandeng asap kuah rawit, tumis peda bunga pepaya atau cumi asin cabai hijau.
Ada bermacam
cara untuk mengawetkan ikan yaitu diasinkan (digarami), diasap atau pun disimpan dalam larutan garam. Beberapa jenis ikan awetan yang terkenal antara lain ikan asin kering, ikan peda, ikan pindang dan ikan asap.
Ikan asin kering (ikan asin)
Ikan diawetkan dengan diasinkan (diberi garam dalam jumlah yang banyak), kemudian dikeringkan untuk meningkatkan keawetannya. Hampir semua jenis ikan bahkan seafood seperti cumi dan udang, dapat diasinkan, baik ikan laut maupun ikan air tawar, baik yang berukuran kecil maupun besar. Ikan besar biasanya dibelah atau dipotong-potong terlebih dahulu agar garam mudah meresap ke dalam daging, sedangkan ikan kecil biasanya dibiarkan utuh atau dibelah hingga lebih kering.
Klik halaman berikutnya untuk melanjutkan