Foto: Dok. Primarasa

Di pasar dijual ayam kampung, ayam negeri (broiler), ayam kampung B (istilah untuk ayam pejantan), dan ada juga ayam organik. Yang disebut terakhir adalah ayam, baik kampung atau broiler, yang dipelihara tanpa menggunakan bahan-bahan kimia, seperti untuk pakan, vaksin, vitamin, hormon, hingga disinfektan untuk kandangnya. Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pola hidup sehat, ayam organik mulai banyak peminatnya meski harganya lebih mahal. Berikut sembilan perbedaan antara ayam kampung dan ayam negeri:

Ayam kampung
-Badan ramping, paha & cakarnya panjang dengan daging tidak terlalu tebal. 
-Daging padat dan agak keras, kulit liat tidak mudah robek.
-Daging lama matang, cocok untuk gulai atau opor. Bila digoreng, harus diungkep lebih dulu.
-Kaldu bening dan gurih, cocok untuk masakan berkuah seperti sup atau soto. 

Ayam negeri
-Badan gemuk, paha dan cakarnya pendek dengan daging tebal.
-Daging tidak terlalu padat/keras, kulit mudah robek.
-Daging cepat matang, cocok untuk steak, satai, ayam goreng, ayam bakar tanpa diungkep lebih dulu.
-Kaldu agak keruh, sebaiknya buat kaldu dari tulang-tulang, seperti punggung, kaki, dan leher. Jangan sertakan bagian yang mengandung banyak lemak.
-Sebelum diolah, sebaiknya dilumuri air jeruk nipis atau asam jawa untuk menghilangkan bau anyirnya.

Fyi, untuk jenis mana pun, selalu pilih daging ayam yang bagus kualitasnya: daging tebal, mulus kulitnya, bersih dari bulu-bulu yang mengganggu dan tidak berlendir sebagai tanda tidak segar. (P)

Baca juga:
3 Cara Membuat Ayam Bakar Lezat